Kamis, 05 Juni 2008

Hidup adalah Mati, Mati adalah Awal Kehidupan

Yang dimaksudkan Hidup itu Mati adalah Hidup harus dapat mematikan akan Keinginan, sebab Manusia itu yang paling ditakuti adalah Kareb atau Keinginannya, sebab ada petuah mengatakan sbb :

Usrege ndonya iku sabenere mung sakecape lambe, yaiku Kareb, nanging tentreme ndonya uga sakecape lambe yaiku Eling, lelakua ngango kekarepanmu, nanging tetekena nganggo Elingmu.

Keruwetan dunia itu sebetulnya Cuma seucap bibir, yaitu Ingin, tetapi tentramnya dunia ini juga hanya seucap bibir yaitu Ingat, Berjalanlah dengan Keinginanmu, tetapi bertekanlah pada ke Ingatanmu.

Artinya : Bahwa dunia ini begitu semrawut, ruwet, onar, dll, semua itu semua itu sebenarnya digerakan oleh rasa kemauan, keinginan manusia itu sendiri guna mecukupi akan keinginan yang tiada habisnya, namun tentramnya dunia ini juga tergantung oleh rasa ingat kita pada Allah maka kita bisa menghentikan sejenak semua kegiatan yang ada, maka berjalanlah dengan Keinginanmu tetapi selalulah ingatmu yang dikedepankan jangan keingananmu.

Untuk itulah maka pada setiap manusia haruslah berusaha menyatakan atau berjanji pada dirinya bahwa saya adalah Rasullullah ( Utusan Allah, Rasaning Allah jw ), sebagai penganut, juga menjalankan, serta menyebarkan, merawat akan firman Allah, dimana janji dirinya selaku Rasullulah tersebut tidak boleh diucapkan pada siapapun, salah satu sikap Rasaning Allah adalah Cinta Kasih pada semua ciptaan Allah ( Hamamangayu / memberi keindahan, mempercantik ) termasuk Manusia, Alam Tumbuh-tumbuhan, Binatang, dll.



Kematian adalah awal dari kehidupan artinya bahwa hidup didunia itu sebenarnya Jasad/ Tubuh/ Raga itu adalah Robot, sedangkan Rasa yang memiliki adalah Ruh, hal ini dapat dibuktikan pada kita yang hidup, disaat kita naik mobil mewah, dan disaat kita naik mobil Buruk, kita bisa merasakan walau mata ini tertutup, namun disaat kita tak bernyawa dibawa oleh Ambulance yang mewah atau yang buruk kita tidak akan merasakan.



Padahal disaat kita Raga mati Ruh masih tetap hidup, dan kembali pada Sang Pencipta, benarkah langsung kembali ? , jika kita tinggal di Kota A dan Orang Tua kita tinggal dikota B, dimana jarak kota A dan kota B antara 500 km, jika Orang Tua kita memanggil dan kita menyanggupinya dan saat itu pula kita menghadap orang Tua kita, pertanyaannya , benarkah disaat itu kita sudah di kota B ? dan apakah kita masih ada dikota A ? Jawabnya, Kita sudah meninggalkan Rumah kita, tetapi kita masih dikota A, namun lambat laun akan meninggalkan kota A, tetapi belum sampai pada kota B, artinya masih dalam perjalanan.



Jika saja kita kembali pada Manusia ciptaan Allah, yaitu Adam dan Hawa berapakah usia beliau ? sebutlah 1000 th sedangkan manusia sekarang berapakah usianya ? sebutlah 100 th, kemanakah yang 900 th ? inilah makanya dalam pengertian Jawa mengatakan :

Urip ning ndonya iku mung sadrema mampir ngombe.

Hidup di dunia itu hanya sekedar mampir minum.

Artinya : kata Mampir menunjukkan bukan tempat yang sebenarnya, berarti dunia ini bukan tempat kita yang sebenarnya, kata mampir juga mengartikan waktu yang sebentar, artinya hidup didunia ini hanya sebentar.



Itulah makna Kematian adalah awal sebuah Kehidupan, dan kembalinya Ruh kita akan memakan beratus-ratus tahun lamanya, didalamnya Ruh kita akan mempertanggung jawabkan akan perbuatan kita disaat hidup di dunia.



Pertanyaan : Marilah kita menengok dan bertanya pada diri kita, berapakah Usia kita ? dalam sehari berapa kalikah kita mandi ? disaat kita mandi apakah yang kita bersihkan ? Pernahkah kita memandikan akan Ruh kita ? Bukankah Ruh kita yang dibuat oleh Allah dan kita menyembahnya ? Mengapa pemberian Allah kita kesampingkan dan tidak kita bersihkan ?


Bagaimanakah cara membersihkan Ruh ?

3 komentar:

Pras mengatakan...

Asl.wr.wb.

Saudaraku..pada hakekatnya kita hidup karena ada yang menghidupkan yaitu ALLAH yang maha hidup ,nafas kita,denyut nadi,detak jantung kita karena Dia ,kerja perbuatan kita semua karena Dia (la haula wala quwwata illa billah)baik dan buruk pun karena Dia (choiri wasyarihi minallah).Jadi memang selain ALLAH hakekatnya bangkai (mati) yang dihidupkan ,maka matikan dirimu dalam dirimu dan hidupkanlah yang Maha Hidup yaitu ALLH " Yaa Hayu Ya Qayyum ".Topik ini bisa diartikan bahwa kita ada di alam " lahaula" sebagaimana sudah di isyratkan dalam cerita brahma kumbara dengan ilmu " lampah lumpuh "
Ini saya peroleh dari seorang guru mursyid billah " Abah Kyai H. Juneidi Albaghdadi di Ponpes Al-Baghdadi Karawang.

Wassalam.
Semoga bermanfaat.

Unknown mengatakan...

Maksud nya g mana mas

Unknown mengatakan...

Sodaraku seiman se keyakinan..kalo ingin ngerti maksud arti d atas.ngaji dulu ya ...ngaji kan ad3 tngktn.sareat.torekhoh.hakekhat.nnti akan tau sendiri...kalo bisa.tdk mdh ngji hakekhat yg sesungguhnya.sodaraku.aslmallkm.maf