Kamis, 05 Juni 2008

Adakah dalam ajaran Kejawen mengenal Jihad. ?

Jika kita mengatakan Jihad maka kita akan berfikir Perang, jika kita berkata perang maka kita akan berfikir musuh, jika kita berkata musuh maka kita akan berfikir Kawan seperjuangan atau laskar, mengapa kita berperang ?, Sekarang pertanyaanya siapakah yang kita perangi ?, Siapakah musuh kita ?, Siapakah Laskar kita ?, marilah kita kupas satu persatu akan hal tersebut.

Manusia yang berReligius memang diwajibkan untuk berperang yaitu memerangi Keinginan, karena keinginan adalah gerak dari Pikiran, dan Pikiran adalah istana Syetan, maka musuh utama kita adalah Syetan yang ada dalam diri kita sendiri, sedang laskar kita adalah kekuata Firman Allah yang kita hafalkan serta kita hayati, jadi kita harus berperang melawan keinginan kita, yang bersumber dari pikiran kotor kita, dengan jalan mematikan keinginan kita, dengan jalan sering kita lakukan Dzikir, berpuasa, sering bersembahyang, atau melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, berperang bukan untuk mengalahkan orang lain tetapi mengalahkan dirinya sendiri, Mengapa ? , sebab semua dasar ajaran Allah dari Agama apaun intinya adalah Cinta Kasih, dalam Jawa ada pepatah mengatakan :

Rame ing gawe sepi ing Pamrih

Ramai dalam perbuatan, sepi dalam berpamrih
Artinya : bahwa kita dalam melakukan akan pekerjaan Allah tidak diperbolehkan untuk meminta imbalan berujud materi, namun juga tidak diperbolehkan mengharap akan Pahala Allah, hal ini harus dengan dasar Ikhlas yaitu sekarang memberi besok lupa, untuk itulah dalam penganut Syeh Siti tidak diperkenankan untuk mudah mengatakan beramal atau bersedekah karena hal terebut bukan kita yang menentukan tetapi Allah yang menentukan Amal dan sedekah, tetapi lebih baik memakai kata “ Beri “ lebih ringan mengucapkan baik dalam hati maupun moral. Dalam kata lain serahkanlah semua perbuatanmu pada Allah karena dia yang mengawasimu.

Tidak ada komentar: